Adabud dunia Waddin makna pesantren

TEMPAT PENJUALAN KITAB PETUK | BUKU ISLAMI | KITAB MAKNA PESANTREN| TERJEMAH KITAB HUBUNGI SMS/WA 085815353707

Jumat, 06 Oktober 2017

Adabud dunia Waddin makna pesantren

Adabud dunia Waddin
bimakna ala pesantren petuk kediri

Kitab Adabud Dunya wad Din (أدب الدنيا والدين) adalah diantara kitab turats (klasik) terbaik yang menjelaskan tentang adab-adab menyikapi dunia dan akhirat. Kitab tersebut ditulis oleh al-Imam al-Mawardi (wafat 450 H) seorang ulama ternama sekaligus seorang hakim agung pada zamannya. Al-Mawardi adalah guru dari al-Khatib al-Baghdadi (wafat 463 H) pengarang kitab Tarikh Baghdad yang terkenal.

Kitab Adabud Dunya wad Din secara umum terbagi dalam 5 bab yakni : bab keutamaan akal dan tercelanya hawa nafsu; bab keutamaan ilmu; bab etika dalam menjalankan agama; bab etika dalam kehidupan dunia; dan bab etika pribadi.

Kitab ini dipenuhi dengan penjelasan dari ayat-ayat al-Qur’an, hadits-hadits Nabawi yang berjumlah lebih dari 600 hadits, atsar-atsar para salaf, kata-kata mutiara dan hikmah, serta sekitar 1000 bait syair dari penyair terkenal seperti Abul ‘Atahiyah, Al-Buhtara, Al-Mutanabbi, dsbnya.

Manuskrip kitab Adabud Dunya wad Din terdapat di perpustakaan Adz-Dzahiriyah di Damaskus, Suriah, yang kemudian dipindahkan ke perpustakaan Al-Asad. Kitab ini telah dicetak pertama kali -tanpa tahqiq- pada tahun 1299 H. Pada tahun 1955 penerbit Musthafa al-Babi al-Halabi, Cairo, menerbitkan kitab Adabud Dunya wad Din dengan tahqiq Syaikh Musthafa as-Saqa. Pada tahun 1991, penerbit Dar Ibnu Katsir, Beirut, menerbitkan kitab Adabud Dunya wad Din dengan tahqiq Syaikh Yasin Muhammad as-Sawas. Edisi ini merupakan perbaikan dari edisi tahqiq Syaikh Musthafa as-Saqa.

Yang menarik, dikatakan diantara sebab Imam al-Mawardi menulis kitab Adabud Dunya wad Din adalah karena pada suatu hari beliau menulis kitab tentang jual-beli. Beliau mengerahkan semua kemampuannya untuk menulis kitab itu, dan ketika telah selesai beliau mengira kitab itu adalah kitab paling sempurna dalam pembahasan jual-beli. Sampai suatu hari, datanglah dua orang dari desa menanyakan kepada Imam al-Mawardi suatu permasalahan yang rumit mengenai jual-beli yang terjadi di pedesaan. Ternyata Imam al-Mawardi tidak bisa menjawab soalan mereka. Kedua orang itu lalu bertanya kepada sahabat Imam al-Mawardi yang ternyata mampu menjawabnya dengan baik dan memuaskan. Kejadian itu amat berbekas pada diri Imam al-Mawardi. Beliau kemudian sadar bahwa tidak ada gunanya mengagumi pendapat sendiri dan menyombongkan diri, karena sepandai-pandainya manusia selalu masih ada yang lebih pandai dari dirinya.

NB: 
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
KITABMAKNA.ID| JUAL KITAB MAKNA PETUK DAN KITAB TERJEMAH
KITABMAKNA.ID| JUAL KITAB MAKNA PETUK DAN KITAB TERJEMAH Updated at: 18.22

Related : Adabud dunia Waddin makna pesantren

0 komentar:

Posting Komentar